Halo sobat TOURa!
Jumpa
lagi di blog kita tercinta, memanja rasa dengan eksplor wisata Indonesia. Apa
lagi kalo bukan NusanTOURa. Kali ini kita jalan-jalan ke kota Rembang.
Bangunan Masjid Agung Rembang menjadi salah satu bangunan yang termasuk cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah serta mendapat perawatan serius dari pemerintah kabupaten melalui dinas pariwisata. Hal itu dikarenakan lantaran disana terdapat makam Pangeran Sedo Laut serta beberapa makam para Adipati Rembang yang terletak di belakang masjid atau lebih tepatnya berada di sebelah barat masjid.
Belum
diketahui secara pasti kapan bangunan masjid ini dibangun untuk pertama
kalinya. Namun banyak yang memperkirakan bahwa masjid ini dibangun pada tahun
1232 M atau 1814 M sesuai dengan tulisan yang terdapat pada prasasti yang
terletak di pintu masuk ruang utama masjid. Dalam perjalanan sejarahnya, Masjid
Agung Rembang telah mengalami beberapa kali perbaikan. Meskipun telah mengalami
beberapa kali perbaikan, bagian dalam masjid masih tetap terjaga keasliannya.
Letak Masjid Agung Rembang yang sangat strategis membuat bangunan ini selalu menjadi tempat yang tidak akan lepas dari penglihatan orang-orang di sekitarnya. Apalagi mengingat bangunan ini berada dalam satu kawasan dengan bangunan-bangunan penting atau pusat pemerintahan yang ada di Kota Rembang. Pastinya banyak orang yang berlalu lalang yang ada di sekitarnya. Baik dari mereka yang sedang menikmati suasana di alun-alun maupun para pengendara yang melewati jalan pantura. Jika memasuki Bulan Ramadhan, masjid ini sangat ramai dikunjungi oleh banyak orang, apalagi masjid ini dekat dengan alun-alun yang dimana pada sore hari seringkali banyak orang melakukan ngabuburit di area sekitar tersebut. Dan terkadang ada juga yang melakukan acara buka bersama di alun-alun yang kemudian biasanya setelah acara tersebut banyak orang yang pergi ke Masjid Agung untuk melaksanakan ibadah sholat maghrib. Bahkan ada juga yang sekaligus melaksanakan ibadah sholat tarawih disana. Di luar kegiatan Bulan Ramadhan, masjid ini bisa menjadi tempat transit bagi para musafir yang sedang melakukan perjalanan jauh. Bangunan ini bisa menjadi tempat peristirahatan pula bagi mereka, apalagi suasana di dalam masjid sangat sejuk dan nyaman. Sehingga membuat para pengunjungnya merasa semakin betah berlama-lama disana.
Hal ini pula pernah dilontarkan oleh Abdur Rouf yang merupakan salah satu pengunjung masjid tersebut. “Suasana tempat adem, aman dan nyaman juga bersih. Tempat ibadah sangat luas dan di dalamnya terdapat AC. Masjid dilengkapi dengan kamera CCTV. Terdapat halaman parkir yang luas. Tempat wudhu juga luas dan keran air wudhunya lancar.” ujarnya. Selain itu di dalam masjid ini memiliki ukiran kayu yang indah sekaligus memanjakan mata. Hal tersebut serupa diucapkan oleh Isral Syamsir yang merupakan salah satu musafir yang kebetulan sedang beristirahat di masjid tersebut. “Masjid yang sangat eksotis yang terletak di pinggir jalan raya Pantura Kota Rembang. Semua fasilitasnya sangat memadai dengan toilet dan tempat berwuduk yang sangat bersih, tersedia area parkir yang luas karena di depan nya adalah Alun Alun Rembang.Di dalam masjidnya dihiasi dengan ukiran kayu dari Jepara yang sangat kental dengan nuansa Islami. Jika anda singgah dan mampir menunaikan ibadah shalat disini akan betah berlama-lama, karena hawanya yang sangat sejuk.” ucapnya.
Sebagaimana prototipe masjid kuno di Indonesia, kawasan masjid selalu menjadi kompleks pemakaman. Di belakang masjid atau tepatnya disebelah barat masjid terdapat bangunan yang bermodelkan arsitektur Eropa yang cukup megah. Bangunan ini berbentuk segi delapan yang berpusat pada lima buah makam yang ada di dalamnya. Kompleks makam ini terkenal dengan sebutan makam Pangeran Sedo Laut. Di dalamnya terdapat lima makam yang secara berjajar dari barat ke timur. Makam-makam tersebut diantaranya adalah:
- Makam Adipati Condrodiningrat dengan jirat dari semen dan nisan berbentuk kurawal dari batu putih. (1289 H)
- Makam istri Adipati Condrodiningrat dengan jirat & nisan yang hampir sama makam suaminya (1291 H)
- Makam R. Tumenggung Pratiktoningrat/ Kanjeng Pangeran Sedolaut dengan jirat dari susunan bata dan nisan dari semen (tahun 1757 atau 1831 M)
- Makam istri Kanjeng Pangeran Sedolaut dengan jirat dan nisan hampir sama dengan suaminya (tetapi tidak tertulis tahunnya)
- Makam istri Patih Pati, yaitu Raden Ayu Sasmoyo dengan jirat dan nisan hampir sama dengan istri Pangeran Sedolaut yang juga tidak tertulis tahunnya.
-Fahmi Rozaq Bahari-
Referensi
https://singgahkemasjid.blogspot.com/2017/12/masjid-agung-rembang.html
0 komentar:
Posting Komentar