Halo Sobat TOURa!
Jumpa lagi di blog kita tercinta, memanja rasa dengan eksplor wisata Indonesia. Apa lagi kalo bukan NusanTOURa. Kali ini Toura mau ngajak sobat Toura rekreasi sekaligus belajar sejarah di Semarang, yuk.
SEMARANG
- Lawang Sewu, sobat Toura pasti pernah mendengar bangunan bersejarah yang satu
ini, bukan. Beberapa tahun lalu, bangunan peninggalan Belanda ini sangat
populer terutama di kalangan warga kota Semarang. Bukan hanya karena sejarahnya
yang panjang, arsitektur khas kolonial, tapi juga karena kisah-kisah seram yang
menghantui gedung peninggalan Belanda ini. Belum juga mulai cerita udah merinding
deh Toura…
Waktu
berlalu, Lawang Sewu kini berubah jadi tempat wisata sejarah. Sobat Toura yang
punya rencana mengunjungi Lawang Sewu, Toura akan bercerita sedikit nih mengenai
sejarah dari Lawang Sewu.
Seribu
Pintu, Seribu Kisah, Lawang Sewu. Menurut istilah orang Jawa, lawang berarti
pintu, dan sewu bermakna seribu atau menjadi penggambaran sedemikian banyaknya
jumlah pintunya.
"Meskipun dinamakan "Lawang Sewu", sebetulnya tempat ini gak benar-benar punya seribu pintu. Lawang Sewu cuma memiliki 928 pintu." Ujar bapak guide yang menemani Toura selama mengeksplor tempat bersejarah ini.
Tapi sama seperti kebanyakan bangunan Belanda lainnya, Lawang Sewu
memiliki banyak jendela tinggi dan lebar, yang jika dilihat dari jauh akan
terlihat seperti pintu. Dan itulah sobat mengapa orang-orang menyebut bangunan
ini sebagai "Lawang Sewu". Begono.
Berbeda
dengan sekarang sobat Toura, Lawang Sewu dulu merupakan sebuah bangunan kuno
peninggalan zaman belanda yang dibangun pada 1904. Semula bangunan ini digunakan
untuk kantor pusat administrasi perusahaan kereta api (trem) swasta milik Belanda
atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Maatschappij (NIS).
Kantor NIS pertama berada di stasiun Semarang, tapi karena semakin berkembangnya dan bertambah jumlah pegawai NIS, pemerintah Belanda akhirnya memutuskan membangun kantor administrasi baru. Lawang Sewu terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang, atau di sudut jalan Pandanaran dan jalan Pemuda.
Di
balik hingar-bingar pekerja perusahaan kereta api, Lawang Sewu juga memiliki
sisi kelam yang jauh dari kesan sebuah perkantoran. Selain lantai satu dan dua
berfungsi sebagai perkantoran, kantor ini juga memiliki ruang bawah tanah dan
lantai tiga, sobat Toura.
Lantai
tiga berupa loteng dan ruang bawah tanah yang berfungsi sebagai penjara bagi
para tahanan di masa penjajahan. Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang, ruang
bawah tanah dan loteng ini menjadi penjara paling kejam bagi orang Netherland. Menyeramkan
bukan?
Di
masa awal kemerdekaan Indonesia, gak lantas membuat gedung ini jatuh ke
tangan Indonesia. Lawang Sewu justru berubah menjadi medan pertempuran antara
pemuda Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) dengan tentara Kempetai dan Kidobutai
dalam peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang dari tanggal 14 Oktober sampai
19 Oktober 1945. Karena sejarahnya inilah, pemerintah kota Semarang menetapkan
Lawang Sewu sebagai gedung warisan sejarah yang wajib dilindungi, sobat Toura.
Setelah
merdeka dari Jepang dan Belanda, secara otomatis kantor administrasi kereta api
ini jatuh ke tangan Indonesia. Oleh pemerintah, gedung ini kemudian difungsikan
sebagai kantor PT. Kereta Api Indonesia (KAI). Kemudian beralih fungsi menjadi
Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer dan Kantor Wilayah Kementerian
Perhubungan Jawa Tengah sebelum akhirnya dikosongkan pada akhir tahun 90-an.
Setelah
kosong bertahun-tahun, bangunan peninggalan Belanda ini jadi gak terurus dan
kelihaatan menyeramkan. Tidak heran jika akhirnya beredar banyak kisah mistis
yang menghantui Lawang Sewu. Bikin bulu kuduk Toura berdiri waktu awal mendengarnya...
Pada
tahun 2013, bangunan ini jadi lokasi uji nyali sebuah acara TV dan berakhir
dengan meninggalnya salah satu peserta beberapa hari setelah acara berlangsung.
Karena horor yang menghantui, gedung ini pernah dinobatkan sebagai bangunan
paling menyeramkan kedua di benua Asia lho!
Setelah cukup lama lawang sewu seperti tak terurus, akhirnya Lawang Sewu dilakukan pemugaran yang memakan waktu cukup lama, akhirnya selesai pada akhir Juni 2011 dan kembali dibuka untuk umum setelah pada tanggal 5 Juli 2011 diresmikan oleh Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono.
Lawang Sewu berubah menjadi tempat wisata sejarah. Gak ada lagi ruangan gelap dengan berbagai penampakan menyeramkan. Yang ada adalah bangunan indah peninggalan Belanda yang kaya sejarah.
Bangunan utama Lawang Sewu yang dulunya dijadikan kantor NIS ini berupa tiga lantai bangunan yang memiliki dua sayap membentang ke bagian kanan dan kiri bagian. Jika sobat Toura memasuki bangunan utama, kalian akan menemukan tangga besar ke lantai dua. Di antara tangga ada kaca besar menunjukkan gambar dua wanita muda Belanda yang terbuat dari gelas. Semua struktur bangunan, pintu dan jendela mengadaptasi gaya arsitektur Belanda. Dengan segala keeksotisan dan keindahannya, Lawang Sewu ini merupakan salah satu tempat yang indah untuk berselfie-ria.
Bagi sobat Toura yang ingin berkunjung dan melihat kemegahan Lawang Sewu bisa datang dari pukul 07.00 pagi sampai pukul 21.00 malam. Untuk tiket masuk, kalian hanya perlu membayar Rp10.000 untuk dewasa dan Rp5.000 bagi anak-anak. Untuk bisa menjelajahi ruang bawah tanah, kalian harus menyewa tour guide dengan membayar biaya tambahan sebesar Rp30.000.
Bagaimana
sobat Toura? Tertarik buat datang kesini sekaligus uji nyali?
0 komentar:
Posting Komentar