Senin, 13 Juni 2022

TAMAN SARI BUKAN TAMAN BIASA, SAKSI BISU SEJARAH DI MASA LAMPAU

Halo sobat TOURa!

Jumpa lagi di blog kita tercinta, memanja rasa dengan eksplor wisata Indonesia. Apa lagi kalau bukan NusanTOURa

YOGYAKARTA - Sobat Toura sudah tau belum? Pada suatu tempat di Kota Yogyakarta, tepatnya di Jalan Tamanan, Patehan Keraton, kita dapat menjumpai sebuah bangunan tua yang dahulunya dijadikan sebagai tempat pemandian oleh Sultan Hamengkubuwono pertama hingga ketiga. Bangunan yang dari luar tampak seperti benteng ini dibangun oleh arsitektur Portugis pada tahun 1758. Meskipun demikian, bangunan ini kental dengan simbol-simbol Jawa.

Tempat pemandian ini diberi nama Taman Sari yang memiliki arti “taman yang indah”. Perlu sobat ketahui nih, Taman Sari bukan hanya sekedar taman biasa loh. Taman ini berbeda dari taman-taman yang lainnya. Taman Sari berbeda bukan karena taman ini tidak dipenuhi oleh bunga-bunga seperti taman pada umumnya, tetapi Taman Sari sendiri merupakan saksi bisu dari sejarah di masa lampau. Meskipun tidak dipenuhi dengan berbagai macam bunga, bukan berarti Taman Sari tidak indah yaa sobat. 

Menurut cerita dari tour guide, Taman Sari dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono pertama, yakni pada tahun 1758. Taman ini dibangun di atas puing-puing Pesanggrahan Garjitawati atau bekas keraton lama. Taman yang dibangun di atas lahan seluas 10 hektar lebih ini memiliki 57 bangunan indah nan kokoh. Bangunan-bangunan tersebut meliputi kolam pemandian, danau buatan, lorong bawah tanah, kanal air, dan jembatan gantung serta beberapa bangunan lainnya. Pembangunan Taman Sari dimulai setelah proses penandatanganan Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Dimana sebelumnya telah terjadi perpecahan di dalam keraton sendiri yang mengakibatkan terbelahnya Mataram menjadi dua bagian, yakni Kesultanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. 

Pembangunan Taman Sari ditujukan sebagai tempat untuk menenangkan hati, tempat beristirahat, serta sebagai tempat rekreasi Sultan beserta keluarga. selain itu, Taman Sari juga difungsikan sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi musuh. Arsitek bangunan Taman Sari merupakan seorang berkebangsaan Portugis yang bernama Demang Tegis. Itulah sebabnya bangunan Taman Sari dominan bergaya Portugis meski tak terlepas dari simbol-simbol Jawa. 

Taman Sari terletak tidaklah jauh dari keraton. Jika sobat Toura dari arah keraton, sobat hanya memerlukan waktu tempuh selama 15 menit untuk sampai di Taman Sari. Selain itu, untuk menuju kesana banyak akses kendaraan umum yang bisa sobat gunakan. Jika sobat Toura menggunakan kendaraan pribadi, rute yang dapat diambil jika dari pusat Alun-Alun selatan tinggal menuju ke arah barat melewati Jl. Patehan Lor. Kemudian sobat akan langsung menemukan Jl. Tamanan, lalu masuk hingga menemui gerbang Taman Sari Yogyakarta. 


Dengan biaya masuk yang terbilang tidak mahal, sobat Toura sudah bisa liburan sambil belajar sejarah loh. Lebih jelasnya lagi, sobat bisa menggunakan jasa tour guide yang akan memandu dan menjelaskan secara detail mengenai sejarah, nama, hingga fungsi dari masing-masing bangunan yang ada di Taman Sari. Untuk harga jasa, sobat Toura bisa langsung diskusikan dengan tour guide yang bersangkutan. Selain itu, sobat juga bisa mengabadikan moment dan mendokumentasikan indahnya bangunan-bangunan Taman Sari ini dengan berfoto ria.

Bangunan Taman Sari memang dikenal sangat aesthetic dan instagramable, tidak heran jika banyak anak muda yang datang berkunjung walau niat awalnya hanya sedekar berfoto saja untuk diposting di media sosial mereka. Jika sobat Toura juga ingin memposting foto-foto keren nan aesthetic di media sosial sekaligus bisa mengenal sejarah, setelah membaca tulisan ini, sobat Toura sudah tau kan tempat apa yang harus dituju?

 

- Figa Noumina Freddy -
 

 

0 komentar:

Posting Komentar